Oleh: Ade Suganda Sunday, 11 March 2018


Mungkin dari sinilah semuanya dimulai, cerita perjalanan panjang yang selama ini sudah ku idam-idamkan. Memang sejak tahun 2014 aku dan teman-temanku merencanakan akan melakukan perjalanan backpacking yang panjang ke seluruh Indonesia. Well, walaupun yang terjadi sangat tidak sesuai dengan apa yang kami rencanakan. Mulai dari rencana rute, cara melakukan perjalanan, hingga orang-orang yang akan ikut dalam perjalanan tersebut.

Tetapi tidak apa-apa, memang yang selalu terjadi dalam hidup ini adalah:

"10% rencana 90% improvisasi" - Sooganda

Senang rasanya ketika pada akhirnya bisa kembali ke tempat dimana aku menjalani masa kecilku. Ya, Bandung. Sudah lama sekali rasanya aku ingin kembali ke kota yang sejuk ini, mungkin sudah 9 tahun lalu sejak aku pertama kali ingin kembali menginjakkan kaki di "kampung halaman" ku ini.

Pada akhirnya, harapanku pun terwujud dengan dilakukannya perjalanan Medan-Jogja-Bandung yang kami lakukan selama seminggu. Memang rasanya sangat singkat mengingat kalau aku sudah lama tidak kembali ke "kampung halaman" ku ini.

Jika kalian bertanya-tanya kenapa kami melakukan perjalanan seru ini dengan waktu yang sangat singkat, jawabannya adalah karena seorang temanku tidak berani pulang sendiri.

"Ah mana berani aku pulang sendiri, udahlah sama aja kita" - Mhd Robby

Kami melakukan perjalanan hanya bertiga. Robby, Gombos, dan aku sendiri. Gombos yang selanjutnya akan mengadu nasib di tanah sunda kemudian tidak ikut pulang ke Siantar. Yang akan kembali pulang hanya aku dan Robby brengsek ini.

Sejujurnya aku sangat ingin sekali berada di kota parahiyangan untuk waktu yang lebih lama, tapi apa daya teman bajingan ini menghambatku. Robby tidak bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi dikarenakan dia tidak bisa mengambil libur lebih dari seminggu di tempat kerjanya. Ya, dia masih menjadi budak hahaha

Sangat tidak ikhlas rasanya ketika akan meninggalkan Bandung, setelah sampai di bandara Kuala Namu aku ingin sekali rasanya untuk kembali ke Bandung.

Oke sudahlah, sekarang kita bahas sisi menyenangkan dari perjalanan ini.

Robby dan Gombos sangat exited terlebih ketika sudah sampai di bandara Kuala Namu, karena ini adalah pertama kalinya mereka menaiki burung besi ini. Norak.

Setelah pesawat mendarat di bandara Adi Sucipto, raut wajah mereka semakin menunjukkan kalau mereka tidak sabar untuk turun dan menginjakkan kaki di tanah jawa ini. Kemudian aku rekam Robby ketika menuruni tangga dan untuk pertama kalinya kakinya menginjakkan tanah jawa.

Setelah mengambil barang yang baru saja turun dari bagasi kami langsung berjalan keluar dimana kami sudah dijemput oleh Agil dan teman-temannya disana.

Kemi menuju kost Agil, mencuci muka, berganti baju, dan kembali keluar untuk mencari makan. Sebenarnya kami sangat ingin sekali makan di kabin pesawat. Tapi dengan melihat harganya saja perut kami sudah kenyang.

Setelah itu kami menuju Malioboro. Ketika dalam perjalanan menuju Malioboro, heran rasanya melihat pengendara Jogja yang begitu tertib dijalan. Malam haripun mereka tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan Medan atau Siantar dimana jika hari sudah mulai gelap para pengendaranya tidak akan begitu memperdulikan rambu-rambu lalu lintas.

Semakin heran lagi ketika melihat para pengendaranya tak satupun ada yang membunyikan klakson. Hal ini kami rasa lucu mengingat kalau di Medan klakson adalah sesuatu yang wajib digunakan oleh para pengendara disana sekalipun sebenarnya mereka sendiri merasa terganggu dengan suara klakson. Aku menyadari ini dan berfikir mungkin hal ini terjadi dikarenakan orang-orang medan semuanya ingin menjadi "Bos" hahaha

Robby tidak pernah merasa cocok dengan makanan-makanan disana, karena makanan disana kebanyakan rasanya manis. Maklum saja, karena kalau di Sumatera rasa makanannya sangat kental dengan rasa asin.

Apalagi ketika kami memakan gudeg, Robby dan Gombos merasa sangat eneg ketika harus memakan makanan manis tersebut. Mereka merasa ganjil ketika harus memakan sesuatu yang manis bersamaan dengan nasi. Sedangnkan aku tidak merasa eneg sama sekali, mungkin lidah setiap orang berbeda ya.

Besoknya kami mengunjungi Mangunan, hutan pinus yang belakangan ngehits. Setelah dari  Mangunan selanjutnya kami pergi menuju pantai gesing, karena kami terlebih aku sangat ingin melihat dan merasakan berada di pantai yang airnya tidak bewarna coklat. Jujur saja pemandangan di pantai gesing sangat indah, entah mungkin karena pantai di Medan airnya semua bewarna coklat sehingga aku merasa pantai gesing sangatlah indah.





Sepanjang perjalanan di pantai aku selalu melihat sekeliling, rumah-rumah penduduk desa yang sederhana dan jawa hahaha. Juga banyak hamparan hutan yang begitu luas. Aku malah membayangkan bagaimana Jenderal Sudirman melakukan gerilya di hutan-hutan jawa seperti itu dengan para pasukannya. Bagaimana Jenderal Sudirman dengan tergesa-gesa menghindari tentara Belanda dibelantara hutan seperti itu, hahaha dasar maniak sejarah

Setelah dari pantai gesing selanjutnya kami menuju pantai ngelambor untuk melakukan snorkling, sulit membayangkan bagaimana snorkling di pantai selatan mengingat pantai selatan ombaknya ganas-ganas. Tapi setelah kami sampai di pantai ngelambor barulah aku mengerti kenapa pantai ngelambor bisa digunakan untuk snorkling. Kalau kalian melihat foto-fotonya di google pasti kalian juga akan mengerti bagaimana pantai ngelambor bisa digunakan untuk snorkling.





Hal yang lucu selama kami berada di pantai adalah ketika kami menyadari ternyata ada bagian pulau jawa yang tidak terdapat sinyal sekalipun dari operator yang katanya menjangkau seluruh negeri hingga ke pelosok.




Besoknya kami mengunjungi candi Borobudur tanpa Agil. Agil tidak bisa ikut kerena dia harus kembali menjadi budak (bekerja) hahaha, ketika mengunjungi candi Borobudur yang menemani kami adalah Pi'i yang mana adalah saudara dari Robby yang sedang berkuliah di Jogja.



Walaupun sebenarnya aku dan Gombos hanya mengandalkan GPS di smartphone untuk menuju Borobudur dikarenakan kami dan Robby yang naik Ojol menuju kost Pi'i terpisah dijalan haha

Kami pun bertemu di Borobudur untuk hanya sekedar melihat-lihat dan berfoto-foto, kemudian kami dengan terburu-buru menuju kembali ke Jogja karena kami berencana untuk menyempatkan mengunjungi tamansari dan keraton Jogja. Tapi sudah terlalu sore untuk mengunjungi kedua tempat yang sebenarnya sangat ingin aku kunjungi tersebut. Sebenarnya kedua tempat tersebut adalah salah dua tempat yang sudah ada dalam rencana perjalanan, tapi mungkin belum jodoh ya hahaha







Jadi kami memutuskan untuk kembali ke Malioboro saja karena Robby ingin membeli beberapa oleh-oleh yang dititip oleh teman-teman kami. Malioboro di siang hari sanagt ramai dan macet, mungkin karena Malioboro adalah salah satu destinasi yang sudah wajib hukumnya dikunjungi ketika ke Jogja.

Sepanjang aku berjalan di Malioboro aku banyak mendengar orang lain berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda. Ini berarti semua orang-orang ini adalah sesama turis seperti kami di Jogja.




Setelah berbelanja oleh-oleh, makan, dan mencetak tiket kereta api di stasiun selanjutnya kami kembali ke kost Agil untuk bersiap-siap berangkat menuju Bandung. Sembari menunggu kereta berangkat kami sempatkan untuk minum kopi joss yang letaknya tidak jauh dari stasiun Jogja.

Selanjutnya kami pamit kepada Agil dan teman-temannya dan kamipun memasuki stasiun, tidak lama setelah itu kereta pun berangkat. Suasana didalam kereta api sangat padat dikarenakan saat itu adalah long weekend sehingga orang-orang Bandung dan sekitarnya yang bekerja di Jawa melakukan mudik. Bahkan untuk meletakkan barang-barang kami saja kebingungan.

Kami pun tertidur di dalam gerbong kereta api, entah berapa kali aku rasa kereta api berhenti di beberapa stasiun sampai ketika kembali terbangun aku mendengar orang-orang didalam gerbong mengobrol dengan bahasa sunda. Kemudian aku melihat google maps, dan ternyata kami sudah berada di Tasikmalaya, kemudian aku kembali tidur hingga kami sampai di Bandung yang akan kuceritakan pada tulisanku tentang "Agak Jauh" selanjutnya.....

BERSAMBUNG~

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Latest-Post

Powered by Blogger.

Facebook

My-Tweets

Member-of


Copyright © 2012 - Ade Suganda | Default Design by Johanes Djogan | Edited by @Sooganda